Translate

Senin, 08 Juni 2015

Batik Khas Kutai Timur

Plt Bupati Kutim saat membuka pelatihan batik dan tenun bagi industri kecil dan menengah (IKM). 

Plt Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman, berharap batik dengan motif khas daerah ini dapat semakin eksis dan dikenal oleh masyarakat luas. Namun demikian, dia meminta batik hasil kreatifitas masyarakat Kutim dapat segera dipantenkan. Mengapa? Agar hak cipta dari batik Kutim tidak sempat diakui oleh pihak lain.
“Batik Kabupaten Kutai Timur (Kutim) harus muncul ke permukaan (dikenal) dan dipantenkan," saran Ardiansyah saat membuka pelatihan batik dan tenun bagi industri kecil dan menengah (IKM).
Pelatihan tersebut terselenggara berkat kerjasama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), dan Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Jogyakarta, di Kantor Bupati belum lama ini.
Ardiansyah menyebut pelaksanaan pelatihan membatik ini menjadi salah satu kepedulian pemerintah terhadap potensi peningkatan ekonomi masyarakat. Karena perhatian dan pengelolaan yang baik tentu mampu meningkatkan nilai tambah. 
Terkait hal itu, Plt Bupati menginstruksikan agar satuan kerja perangkat daerah (SKPD), baik itu Disperindag, Dinas Koperasi dan UKM, dapat merangkul warga yang ingin maju dan berkreasi. Apalagi sejumlah SKPD berencana membuat unit pelaksana teknis (UPT) yang dapat menampung dan menjual kerajinan rumah tangga atau IKM.
Berikutnya, Ardiansyah berharap pembatik lokal di Kutim dapat terus mengembangkan mutu dan kualitas, agar batik khas Kutim dapat bersaing dipasaran dan tentunya dapat berkompetisi dengan batik Jawa yang sudah lama berkembang.
Tetapi Ardiansyah tetap yakin bahwa adanya keragaman jenis dan ciri khas batik dari berbagai daerah malah menambah keindahan.

“Jika batik (Kutim) ini terus dikembangkan, tentu tidak hanya industri kerajinan masyarakat saja yang berkembang, melainkan banyak potensi kegiatan yang mengiringi ikut berkembang. Seperti industri pariwisata dan lain-lain,” ujarnya.
Kadisperindag, Irawansyah, mengatakan tujuan dari pelatihan kali ini ialah untuk menambah ilmu pengetahuan para pembatik Kutim, walaupun pengetahuan pengrajin sudah ada sebelumnya. Penyelenggara melibatkan pembantik lama maupun baru.
“Sehingga pelatihan ini semakin membuat pembatik lebih mahir dan semangat dalam mengkreasikan motif batik asli Kutim. Tentu saja perlahan akan membuka peluang lapangan kerja di sektor ini,” jelasnya.
Ditambahkan Ketua Dekranasda Kutim, Siti Robiah, sesungguhnya batik asli Kutim tidak kalah dengan batik lainnya. Hal itu dapat dilihat dari hasil penjualan batik Kutim di sejumlah event yang terus meningkat. Kedepan dengan dukungan bersama tentunya batik Kutim akan mampu bersaing bersama batik dari daerah lain.
Pembukaan pelatihan batik dan tenun juga dihadiri oleh Kadis BPP KB Aisyah HD, Kadis Koperasi dan UKM, perwakilan Manajemen PT KPC serta Pimpinan SKPD lainnya. Peserta pelatihan merupakan pembatik dari sejumlah kecamatan, seperti Sangatta Selatan dan Utara, Kaliorang, serta beberapa kecamatan lainnya. Pelatihan berlangsung selama tiga hari.

(tribun)
0001-6173730775_20210818_213258_0000
IMG_20211008_152953