Batik tulis Lasem by Aman Lase Collection |
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah akan menggelar Festival Jogja Kota Batik Dunia pada 2 hingga 6 Oktober 2015.
Pelaksana Harian Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperindagkop UMKM) DIY Kadarmanta Baskara Aji dalam jumpa pers di Yogyakarta, Senin (28/9), mengatakan festival itu merupakan upaya untuk menandai penobatan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia pada 2014.
"Setiap tahun akan kita selenggarakan yang dimulai pada tahun 2015 ini," kata dia.
Pembukaan festival itu, menurut dia, akan berlangsung di Pagelaran Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, berupa pameran beragam motif batik Yogyakarta yang akan dibagi dalam 50 stan. 10 stan di antaranya akan memamerkan kain batik yang pernah dipamerkan di Dongyang, Tiongkok pada 2014.
"Pameran akan diselingi fashion show yang seluruhnya mengutamakan busana batik," kata dia. Selanjutnya, untuk puncak Festival pada 5 Oktober akan diisi dengan kegiatan selebrasi terpilihnya Yogyakarta sebagai kota batik dunia dan diakhiri dengan acara lelang batik.
"Untuk tahun-tahun berikutnya, akan diselenggarakan dalam bentuk acara Biennale setiap 2 tahun sekali," kata dia.
Yogyakarta sebelumnya telah dinobatkan oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council/WCC), pada peringatan 50 tahun organisasi tersebut di Dongyang, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, pada 18-23 Oktober 2014.
"Setelah sekian puluh tahun kita menggeluti industri batik, tampaknya karya kita tidak sia-sia. Akhirnya dunia sadar bahwa Yogyakarta memang perlu diberikan predikat khusus," kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY, Syahbenol Hasibuan.
Syahbenol mengatakan, pascapenobatan itu Yogyakarta harus terus mengoptimalkan upaya pelestarian batik karena selama 4 tahun ke depan pascapenobatan, WCC akan terus mengevaluasi kelayakan Yogyakarta untuk dipertahankan sebagai kota batik dunia.
Antara