Translate

Rabu, 16 September 2015

Hadapi MEA, Batik Tulis Masih Jadi Unggulan


foto: Aman Lase Collection



Balai Besar Kerajinan dan Batik menilai industri kerajinan batik bermotif tradisional dengan pewarna alam mampu menjadi salah satu produk unggulan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.


"Batik motif tradisional dengan pewarna alam memiliki daya saing lebih tinggi dibanding dengan pewarna sintetis, apalagi batik printing," kata Kepala Seksi Konsultasi Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Bachtiar Totosantoso, Rabu (16/9/2015).


Menurut dia, batik tradisional dengan pewarna alam memiliki potensi pasar lebih besar di kancah internasional, karena keunggulan budayanya yang tinggi, sekaligus ramah lingkungan.


Selain itu, batik dengan pewarna alam juga lebih diminati konsumen mancanegara karena memiliki corak warna yang lebih halus.


"Untuk peminat di dalam negeri mungkin jarang karena harganya lebih mahal, tapi di pasar internasional seperti Eropa peminatnya justru lebih besar," katanya.


Industri kerajinan batik selain mampu mendorong daya saing produk lokal, para perajin ikut berkontribusi merawat budaya sekaligus menjaga kelestarian alam.


"Sayangnya belum banyak yang berani fokus memproduksi batik dengan menggunakan pewarna alam karena prosesnya dinilai lebih rumit dan mahal," lanjutnya.


Kepala Bidang Industri, Logam, Sandang, dan Aneka Disperindagkop DIY, Polin Napitupulu optimistis industri batik di daerah setempat telah memiliki kesiapan memadai untuk bersaing dengan produk luar negeri saat MEA diberlakukan akhir 2015 ini.


"Kesiapan itu mengandalkan keunggulan sentuhan serta corak batik Yogyakarta yang tidak dimiliki negara lain," kata dia.

bisniscom
lin by Aman Lase Collection
0001-6173730775_20210818_213258_0000
IMG_20211008_152953