Translate

Rabu, 13 Juli 2016

Batik Fractal, Perpaduan Canting dan Teknologi


Kreativitas menciptakan motif menjadi tantangan tersendiri bagi para pengrajin batik. Jaman dulu, goresan corak batik bahkan melibatkan proses ritual seperti puasa dan semedi.

Di era modern, tantangan ini kemudian mengilhami Nancy Margried, Muhamad Lukman dan Yun Hariadi menciptakan batik fractal, yakni batik yang motifnya menggunakan rumus matematika fractal.

"Batik fractal sendiri diciptakan tidak sengaja oleh saya dan kedua rekan saya pada 2007. Bermula dari riset kami mengenai corak batik tradisional dan matematika fractal, kami menemukan bahwa algoritma matematika bisa menghasilkan corak batik," kenang CEO Piksel Indonesia, Nancy Margried.

Hasil temuan mereka kemudian diwujudkan dalam software yang diberi nama jBatik, di bawah naungan Pixel People Project--sekarang Piksel Indonesia. Ini adalah aplikasi desktop untuk mendesain berbagai corak batik menggunakan prinsip fraktal.

Software ini rupanya mendapat sambutan baik. Terbukti dengan berbagai penghargaan baik di dalam maupun luar negeri. Batik fractal dianggap unik, karena pembuatan kain tradisional dengan bantuan teknologi belum pernah ada sebelumnya. Ini juga memperlihatkan upaya pelestarian budaya yang bersanding dengan teknologi.

Pengembangan jBatik kini sudah melalui beragam versi. Sejak dirilis pada 2008, sudah ratusan corak batik fractal dihasilkan dari jBatik, sehingga semakin memperkaya corak batik yang sudah ada.

Membidik para pengrajin batik sebagai sasaran utamanya, jBatik diharapkan bisa ikut mengatasi salah satu masalah yang dialami para pengrajin batik tradisional, yaitu stagnasi desain corak.

"Seniman batik tradisional sering mengulang corak lama, karena mereka tak punya akses informasi atau pelatihan untuk meningkatkan kreativitas mereka menciptakan desain corak baru," kata Nancy.

Meski memanfaatkan software, batik fractal tidak menghilangkan proses pengerjaan batik tradisional. Setelah corak dikreasikan di komputer, gambar kemudian dijiplak ke atas kain yang akan dibatik. Selanjutnya, batik ditulis menggunakan canting dan malam atau dicap. Proses pewarnaannya pun masih tradisional.

Memperingati hari batik nasional 2 Oktober, Nancy berharap semakin banyak generasi baru pembatik. 

"Bukan hanya memakai baju batik, tetapi anak-anak muda diharapkan mau belajar membatik dan meneruskan budaya batik dan bisnis batik di masa yang akan datang," pungkasnya

sumber: detikcom
0001-6173730775_20210818_213258_0000
IMG_20211008_152953