Translate

Kamis, 28 Juli 2016

Tenun Ikat Kediri Akan Dipamerkan di Rusia

Tenun ikat Kediri produksi perajin asal Kediri, Jawa Timur. (foto Asmaul Chusna)

Tenun ikat produksi dari Kediri, Jawa Timur akan ditampilkan pada pameran UMKM di Rusia yang akan diselenggarakan Agustus 2016, sehingga Perajin tenun menyiapkan beragam persediaan untuk keperluan itu.

"Saat ini kami persiapan untuk pameran di Rusia Agustus nanti. Sekarang, kami sedang proses produksi," kata Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tenun Ikat Bandar Kidul Kota Kediri Eko Harianto di Kediri, Rabu.

Ia mengatakan, untuk menyiapkan pameran itu, ia sudah meminta kepada seluruh anggota KUB untuk membuat tenun ikat sebab stok sudah sangat menipis pasca-Lebaran 2016.

Pada Lebaran 2016, stok yang dimiliki seluruh anggota KUB, yang berjumlah 10 orang mencapai 1.500 potong kain dan untuk sarung mencapai 3.000 potong. Namun, saat ini stoknya hanya tersisa 5-10 persen.

"Sisa stok kami sangat sedikit, karena saat Lebaran lalu banyak dibeli, baik untuk oleh-oleh ataupun dipakai keluarga. Jadi, untuk pilihan pun saat ini tidak banyak," tutur pria yang juga Perajin tenun ikat ini.

Ia mengaku, salah satu yang menjadi kendala saat ini adalah produksi. Tenun ikat saat ini masih diproduksi dari mesin tradisional, di mana 1 lembar kain hanya bisa diproduksi selama sehari.

Untuk itu, ia dan anggota kelompoknya berencana untuk mengadakan "study banding" ke Bandung, belajar mengoperasionalkan mesin tenun. Dengan mesin, nantinya diharapkan produksi bisa diperbanyak.

Eko menyebut, dengan penggunaan mesin itu, bisa menghemat 6 proses. Selama ini, dengan menggunakan alat tenun tradisional dalam membuat tenun ikat memerlukan 15 proses, tapi dengan mesin bisa diperpendek lagi hanya menjadi 9 proses.

"Dengan mesin, proses lebih cepat. Terlebih lagi, sekarang pemasangan juga lewat daring, jadi dengan alat lama kurang cepat dan kurang optimal," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan rata-rata dalam 1 bulan produksi kain di koperasi bisa mencapai 200 lembar. Saat ini, proses produksi belum optimal, setelah libur Lebaran 2016.

Namun, untuk sementara waktu, sambil menunggu mesin datang, Eko mengatakan menambah jumlah pegawai. Saat ini sudah ada penambahan tenaga kerja hingga 10 orang, sehingga jika ditotal sekarang ada sekitar 60 orang yang bekerja.

Ia pun mengaku bangga dengan perkembangan kerajinan tenun ikat saat ini. Pemerintah memberikan kesempatan luas agar perajin tenun ikat bisa berkembang, di antaranya dengan mewajibkan pemakaian tenun ikat pada seluruh pegawai negeri sipil di kota ini.

Ia pun senang, sebab pemerintah juga memberikan kesempatan kerajinan tenun ikat bisa tembus hingga luar negeri. Sebelumnya, tenun ikat juga dijadikan sebagai salah satu bahan baju dalam peragaan busana di Istanbul, Turki, Mei 2016.

Sementara itu, Kepala Disperindagtamben Kota Kediri Yeti Sisworini mengaku bangga kerajinan tenun ikat bisa melenggang hingga luar negeri. Pemerintah pun berupaya semaksimal mungkin memberikan dukungan agar kerajinan ini semakin mendunia.

"Kami mendukung kerajinan di Kediri semakin berkembang, termasuk tenun ikat," kata Yetti.(*)

sumber: antara
0001-6173730775_20210818_213258_0000
IMG_20211008_152953