Translate

Minggu, 13 November 2016

Tenun Ikat Ganda Hanya Ada Tiga di Dunia, Salah Satunya dari Desa Tenganan Bali Ini

Kain tenun gringsing yang menggunakan teknik ikat ganda dari Desa Tenganan, Bali.


Daerah Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali terkenal akan hasil Produksi tenun Gringsing. Nenek moyang masyarakat daerah Tenganan membuat tenun gringsing yang dimaksud untuk menolak bala. 

Tenun ini sebagai bukti peradaban nenek moyang Tenganan yang tinggi di zamannya. Sebab tenun gringsing bukanlah tenun sembarangan. Menggunakan teknik ikat ganda yang terkenal membutuhkan keahlian serta ketelatenan tingkat tinggi.
Baca juga: Batik Bali  

"Di dunia hanya ada tiga negara yang memproduksi tenun ikat ganda, Jepang, India, dan Indonesia. Di Indonesia dari Desa Tenganan ini," kata Nyoman Suwita, pemandu sekaligus masyarakat Desa Tenganan di perjalanan familiarization The Anvaya Beach Resorts Bali, Jumat (4/11/2016).

Nyoman menjelaskan jika proses pembuatan tenun gringsing yang begitu rumit. Satu lembar kain dapat memakan waktu 2-5 tahun pengerjaan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).


Benang yang diikat dan dicelupkan warna berkali-kali dimaksud untuk membentuk motif pada kain tenun gringsing.



"Makanya buruh paling dihormati di Desa Tenganan itu adalah buruh tenun. Karena prosesnya yang sangat sulit dan tidak semua orang bisa," kata Nyoman. 

Proses pembuatan tenun Gringsing dibuat dari pemintalan kapas menjadi benang, kemudian pencelupan benang dengan pewarna alami dilakukan berkali-kali. Inilah yang membedakan tenun gringsing dengan tenun lainnya, pembuatan motif sebenarnya telah dilakukan saat proses pencelupan warna dengan cara diikat. 

Barulah saat proses tenun, perajin akan menenun benang yang memiliki corak warna berbeda meski dalam satu pintalan, hasil dari celupan pewarna yang dimaksud membuat motif. Benang disusun secara horizontal dan vertikal untuk melakukan proses tenun.

Kesalahan dalam menenun harus seminim mungkin. Sebab, salah langkah dapat merusak motif tenun dan harus diulang kembali. Terdengar rumit bukan? 


Proses tenun kain gringsing, yang menggunakan teknik ikat ganda.


"Karena sangat sulit, tahun 1971 hanya ada satu keluarga yang dapat menenun tenun gringsing ini. Dulu proses pewarnaanya saja butuh delapan tahun. Kain dibuat dengan waktu 10 tahun. Sekarang kain dibuat minimal satu tahun," kata Nyoman.
Baca juga: Tenun NTT

Menurut Nyoman, saat ini di Desa Tenganan Peringsingan ada 40 keluarga yang bisa menenun kain ini.

Tertarik membeli kain tenun gringsing? Datanglah langsung ke Desa Tenganan Pegringsingan. Namun jangan kaget dengan harganya yang fantastis. 


Kain tenun gringsing motif wayang yang dihargai paling mahal , karena motifnya yang paling rumit.


"Harganya dari Rp 900.000 sampai ratusan juta rupiah," kata penjual di toko souvenir Desa Tenganan.

Harga tersebut terbilang wajar, mengingat proses kain yang memakan waktu sangat lama, membutuhkan ketelitian dan keahlian tingkat tinggi.
Baca juga: Tenun Baduy

"Paling mahal itu motif wayang, karena buatnya sangat susah. Kain yang harganya ratusan juta biasanya kain tenun yang sudah lama. Rata-rata yang beli wisatawan luar negeri seperti Amerika," katanya.


sumber: kompas
0001-6173730775_20210818_213258_0000
IMG_20211008_152953