Translate

Minggu, 12 Februari 2017

Tenun Maumere di Indonesia Fashion Week 2017

Tenun Maumere - foto Bisnis.com

Kain tradisional khas nusantara telah menjadi bahan baku paten bagi merek tas lokal Warnatasku. Untuk meramaikan jagat fesyen Nusantara, Yuda Pratomo sebagai pemilik merek berkolaborasi dengan enam desainer Indonesia dengan tema utama kain tenun Maumere.

Enam desainer tersebut antara lain Irwansyah Mec's, Kunce, Verlita Evelyn, Dana Duryatna, Nita Seno Adji, dan Yoyo Prasetyo.

Dalam ajang Indonesia Fashion Week 2017, keenam desainer tersebut menampilkan desain dan koleksi terbaru dengan tema utama kain tenun ikat khas Nusa Tenggara Timur, tepatnya Maumere.

"Pemilihan Maumere secara khusus ditampilkan karena memiliki potensi kekayaan, keindahan, dan kekuatan budaya untuk dijadikan salah satu lokasi tujuan wisata di Indonesia, kata Yuda, dalam konferensi pers, Selasa (2/7/2017).

Selain itu, lanjutnya, budaya tenun ikat yang dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat pengrajin memiliki filosofi sejarah dan makna yang luas untuk diterjemahkan dalam kehidupan sehari-hari.

"Konsistensi desain model yang dibuat tetap membawa kesan simpel atau sederhana nan elegan. Kami yakin segementasi pasar profesional muda sampai dewasa mampu menjadi trendsetter bagi perkembangan potensi kain tradisional Indonesia," katanya.

Saat ini produknya telah diekspor ke berbagai negara, bukti bahwa pengrajin dan desainer Indonesia menghargai budayanya serta mampu memakmurkan Indonesia melalui warisan budaya dari leluhur. 

Wastra Indonesia seharusnya memang tak usah diragukan lagi. Dari seluruh penjuru memiliki khasanah kain tradisional yang bisa dieksplorasi secara mendalam. Salah satunya wastra yang berasal dari Maumere, Nusa Tenggara Timur.

Ini ditunjukkan dengan pagelaran mode, Indonesia Fashion Week (IFW) 2017. Dengan berlandaskan tema ‘Celebrations of Culture’, semua desainer seakan berlomba memperlihatkan bagaimana wastra Nusantara bisa diolah dengan ciamik.

Pernah melihat wastra Nusantara dipadukan dengan budaya di luar Tanah Air? Kunce melakukannya. Desainer berdarah Ambon ini memadukan tenun khas Maumere dengan sentuhan oriental. Dengan menambahkan aksesori dari giok, warna-warna oriental seperti merah dan berpotongan loose.

Karya : Yoyo Prasetyo


Desainer yang tergabung dalam APPMI Jakarta ini memberi sentuhan baru pada kain tenun Maumere. Pola yang sudah tersusun pada kain ia bordir kembali menjadi pola-pola tersebut lebih hidup. Womens wear karya desainer berkacamata ini sangat elegan, glamor dan edgy. Sangat wearable untuk wanita masa kini.

Karya : Irwansyah


Desainer yang juga seorang aktris ini menampilkan koleksi bagi wanita urban. Potongan seperti sleeveless, atau flare hadir untuk mengesankan tampilan yang chic, simple dan edgy bagi pemakainya. Berharap tenun bisa menjadi busana yang bisa digunakan untuk sekadar hangout atau kuliah.


Karya : Kunce


Jika Kunce hadir dengan tenun yang dipadukan dengan aksen oriental, Dana dengan label Priya menghadirkan tenun dengan potongan Indian style. Baju kurung untuk pria, celana kulot dan loose outer bisa menambah opsi untuk pria dalam berbusana.

Rustic atau teknik jahit dan pewarnaan baju yang mengesankan seperti rusak dan usang dibuat sinergi dan dinamis oleh Yoyo. Tenun dengan rustic ini akhirnya menghasilkan tampilan yang glamor dan edgy.

Karya : Nita Seno Adji


Sebelum show berlangsung, Ervina Ahmad, desainer sekaligus pemilik WARNATASKU mengutarakan harapannya agar tenun ini bisa terus dilestarikan, salah satunya dengan cara disandingkan dengan karya desainer lokal.


Karya : Dana Duryatna


“Dengan dipakai pada pagelaran busana seperti ini saya harap bisa membuat semua orang aware dan akhirnya beralih pada tas produksi dalam negeri yang tak kalah dengan brand luar. Pengrajin (tenun) kita juga perlu diangkat,” tegas Ervina kepada Okezone, Kamis, 2 Februari 2017.


0001-6173730775_20210818_213258_0000
IMG_20211008_152953