Translate

Sabtu, 14 Oktober 2017

Batik Warna Alam Pekalongan Tembus Amerika Serikat

Usaha Bupati Pekalongan Asip Kholbihi lebih membuka pasar Batik Pekalongan patut mendapat apresiasi. Setelah beberapa waktu lalu di Kota Makassar membuka pasar batik untuk menembus Indonesia Timur, dengan mengikuti pameran nasional dan membangun MoU pemasaran dengan kota Makassar Sulawesi Selatan, baru-baru ini Bupati Asip Kholbihi mulai melebarkan sayap ke pasar-pasar internasional. 
Baca juga : Tenun dan Songket Betawi Unjuk Gigi




Dirinya pada 10 Oktober 2017 berangkat ke New York, Amerika Serikat (AS) untuk mempromosikan batik pewarnaan alam. Pada kesempatan tersebut untuk memenuhi undangan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York. “Saya dianggap menjadi semacam duta batik warna alam, yang nantinya selama di New York akan menemui komunitas , Pengusaha, hingga Desaigner batik ” katanya.

Memang saat ini telah terjadi trend kenaikan permintaan batik di negeri Paman Sam itu. Ini membuktikan batik mulai diterima di pasaran Amerika Serikat. “ Sebagai bentuk keseriusan ini rencananya tahun 2018 akan diadakan fashion show kebaya batik warna alam di kota itu”terangnya.

Oleh karena itu, ia mengaku, akan secara khusus mempromosikan batik warna alam. “Ini karena batik warna alam ramah lingkungan. Limbahnya tidak merusak tanah karena unsur-unsur alam maka akan kembali didaur ulang oleh alam, dan bahan dasar di Kabupaten Pekalongan melimpah” katanya.

Ia menjelaskan, saat ini, ia juga diminta memperkenalkan batik warna alam di beberapa negara Uni Eropa, Korea Selatan, Equador, Ukraina dan Romania. Selama ini, batik Pekalongan sudah banyak dipasarkan di negara-negara Asia. “Batik warna alam ini saya rasa layak dipasarkan di Eropa karena konsumen di sana menyukai produk-produk yang ramah lingkungan,” ia memaparkan.

Warna alam untuk batik diambil dari tumbuh-tumbuhan yang ada di Hutan Petungkriyono. Pemerintah Daerah Pekalongan sejauh ini telah berhasil mengekstrak sekitar 25 warna dari tumbuh-tumbuhan yang ada di hutan tersebut. Untuk memperbanyak warna yang dihasilkan, Pemda Pekalongan bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Universitas.
Baca juga : Songket Riau dan Ombak

Oleh karena itu hingga saat ini pihaknya selalu menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga tanaman yang menghasilkan warna alam dan untuk membudidayakan tanaman yang mampu menghasilkan warna alam ini agar dapat lebih maksimal, karena di masa mendatang diperkiraan permintaan ektrak dari tanaman untuk warna alam ini akan meningkat.

Menurutnya, warna alam tersebut masih mahal karena belum diproduksi secara massal. “Ini makanya menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kami bagaimana supaya bisa memproduksi warna alam secara massal. Dengan begitu, para Pengrajin akan tertarik untuk pindah menggunakan warna alam ketimbang kimia. Sekarang sudah luar biasa jadi pilihan,” ujarnya. 

sumber : penasaranlagi
0001-6173730775_20210818_213258_0000
IMG_20211008_152953