Translate

Jumat, 03 November 2017

Motif dan Filosofi Batik yang Akan Dikenakan Keluarga pada Pernikahan Kahiyang, Putri Presiden Jokowi

Jarik (bawahan) bermotif Jati Kusumo

Keluarga Jokowi memercayakan urusan busana tradisional Jawa pada Ki Ronggojati Sugiyatno, Pemilik Toko Busana Jawi Suratman, untuk momen spesial pernikahan Kahiyang.

Ditemui baru-baru ini di tokonya yang berlokasi di Jalan Teuku Umar No.14, Surakarta, Jawa Tengah, pria sepuh yang akrab disapa Pak No itu mengungkap batik pilihan keluarga Jokowi serta makna di baliknya.
Pak No mendapat mandat untuk membuat  70 beskap hitam  dengan 120 helai kain batik sebagai bawahan (jarik) yang berbeda-beda motifnya sesuai sesi acara.

Untuk siraman yang akan digelar pada Selasa (7/11/2017), beskap akan dipadukan dengan jarik motif wahyu gumulung.
"Maknanya, mengumpulkan segala berkah dari Tuhan. Terlihat dari isenan atau wahyu yang seperti berkumpul," terang Pak No.

Tiba di sesi ijab kabul yang digelar pada Rabu (8/11/2017) pagi, keluarga akan menggunakan beskap dengan jarik bokor kencono.
Maknanya, kata Pak No, sebagai wadah kemuliaan manusia karena pernikahan adalah tahapan kedua dari tiga peristiwa penting dalam hidup manusia, yakni lahir, nikah, dan mati.

Lalu untuk resepsi yang dihelat malam harinya, sudah disiapkan beskap dengan jarik parang seling. Menurut Pak No, sebenarnya motif parang pantang dipakai untuk pernikahan karena diyakini dapat membawa sial.
"Boleh parang asal ada selingnya. Tujuannya untuk memaknai hubungan vertikal antara manusia dengan penciptanya," jelas Pak No.





jarik parang seling

jarik bokor kencono

Jarik (bawahan) motif wahyu gumulung

sumber : detikcom
0001-6173730775_20210818_213258_0000
IMG_20211008_152953