Translate

Tampilkan postingan dengan label Berita tentang Tenun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita tentang Tenun. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 November 2016

Trend Fashion 2017, Tenun Warna Alam

Tenun Warna Alam.
FOTO : YERI/INDOPOS


Warna alam dari keragaman hayati  diusung Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) Trend Show 2017 di Senayan City kemarin. Kegiatan itu juga bekerjasama dengan Cita Tenun Indonesia (CTI), Uni Eropa (EU) dan Humanist Institute for Cooperation with Developing Countries (HIVOS).


Selain program bersama EU dan Hivos, CTI juga sudah melakukan kegiatan pewarnaan alam di Sambas, Sumba, dan Palembang. Tiga Penghargaan World Craft Council (WCC) telah didapatkan untuk hasil tenun dari daerah Jembrana, Bali bagian Barat, dan Palembang.

Ketua Cita Tenun Indonesia, Okke Hatta Rajasa menjelaskan, rangkaian pameran juga digelar, wujud karya dari dua Desainer tekstil meningkatkan nilai kain tenun.
”Tenun juga bisa meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah,” tambahnya.
Baca juga: Selain Terkenal dengan Dunia Bawah Laut, Wakatobi juga Punya Desa Tenun

Walaupun produk tradisional, kain tenun juga bisa menjadi bagian dari gaya hidup. Kain tenun tampak menawan dalam sentuhan busana modern. 

Selain itu, untuk proyek konsumsi dan produksi berkelanjutan tenun tangan tradisional dilaksanakan di empat daerah binaan, yaitu Kabupaten Jembrana di Bali, Sulawesi Tenggara, Jawa Tengah bagian utara dan selatan.

Tenun Indonesia beragam jenis, memiliki 12 teknik pembuatan, yaitu tenun ikat lungsi, pakan, pakan tambah, lungsi pakan, sobi, dobi, jacquard, datar, songket, kombinasi tenun ikat dan songket, rang rang, dan tapestry.

Dua desainer tekstil yang turut ambil bagian yaitu Koesoemaningsih. Dia merupakan mitra desainer untuk daerah binaan Jawa Tengah bagian selatan dan utara serta Kabupaten Jembrana, Bali. Sedangkan Ae Kusna untuk daerah binaan Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Koleksi BLOUSE TERBARU Aman Lase Collection

Ada juga empat desainer interior dan produk yang turut serta, CTI bekerja sama dengan Ary Juwono sebagai mitra desainer untuk daerah binaan Jawa Tengah bagian utara. Masih ada pula Roland Adam untuk daerah binaan Jawa Tengah bagian Selatan, Yuri Alfa untuk daerah binaan Kabupaten Jembrana di Bali bagian barat. Sedangkan Koestriastuti untuk daerah binaan Sulawesi Tenggara.
Baca juga: Tenun Ikat Ganda Hanya Ada Tiga di Dunia, Salah Satunya dari Desa Tenganan Bali Ini

Tak ketinggalan Chossy Latu sebagai mitra desainer daerah binaan Jawa Tengah bagian selatan, Auguste Soesastro untuk daerah binaan Jawa Tengah bagian utara. Didi Budiardjo untuk daerah binaan Kabupaten Jembrana di Bali bagian barat. Khusus untuk daerah binaan Sulawesi Tenggara Denny Wirawan.

Pihak Uni Eropa, dalam  program Switch Asia membantu Indonesia mencapai konsumsi dan produksi berkelanjutan, termasuk karya tenun tangan tradisional ini. Dukungan pengembangan rantai nilai tekstil tenun tangan tradisional yang ramah lingkungan secara.

Produksi tenun adalah melestarikan warisan budaya bangsa. Melalui program tersebut diharapkan juga mampu mendorong penghasilan tambahan dan kesejahteraan bagi lebih dari empat ribu Penenun Nusantara dari Sumatera sampai dengan Nusa Tenggara Timur. Meningkatkan kualitas hidup perempuan penenun, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. 
Baca juga: Koleksi DRESS TERBARU Aman Lase Collection

Trend Show 2017 menciptakan produk fashion ramah lingkungan. Memberikan inspirasi para desainer tekstil, interior dan produk, dan fashion lainnya.


sumber: indopos.co.id

Tenun Ikat Ganda Hanya Ada Tiga di Dunia, Salah Satunya dari Desa Tenganan Bali Ini

Kain tenun gringsing yang menggunakan teknik ikat ganda dari Desa Tenganan, Bali.


Daerah Tenganan, Kabupaten Karangasem, Bali terkenal akan hasil Produksi tenun Gringsing. Nenek moyang masyarakat daerah Tenganan membuat tenun gringsing yang dimaksud untuk menolak bala. 

Tenun ini sebagai bukti peradaban nenek moyang Tenganan yang tinggi di zamannya. Sebab tenun gringsing bukanlah tenun sembarangan. Menggunakan teknik ikat ganda yang terkenal membutuhkan keahlian serta ketelatenan tingkat tinggi.
Baca juga: Batik Bali  

"Di dunia hanya ada tiga negara yang memproduksi tenun ikat ganda, Jepang, India, dan Indonesia. Di Indonesia dari Desa Tenganan ini," kata Nyoman Suwita, pemandu sekaligus masyarakat Desa Tenganan di perjalanan familiarization The Anvaya Beach Resorts Bali, Jumat (4/11/2016).

Nyoman menjelaskan jika proses pembuatan tenun gringsing yang begitu rumit. Satu lembar kain dapat memakan waktu 2-5 tahun pengerjaan menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM).


Benang yang diikat dan dicelupkan warna berkali-kali dimaksud untuk membentuk motif pada kain tenun gringsing.



"Makanya buruh paling dihormati di Desa Tenganan itu adalah buruh tenun. Karena prosesnya yang sangat sulit dan tidak semua orang bisa," kata Nyoman. 

Proses pembuatan tenun Gringsing dibuat dari pemintalan kapas menjadi benang, kemudian pencelupan benang dengan pewarna alami dilakukan berkali-kali. Inilah yang membedakan tenun gringsing dengan tenun lainnya, pembuatan motif sebenarnya telah dilakukan saat proses pencelupan warna dengan cara diikat. 

Barulah saat proses tenun, perajin akan menenun benang yang memiliki corak warna berbeda meski dalam satu pintalan, hasil dari celupan pewarna yang dimaksud membuat motif. Benang disusun secara horizontal dan vertikal untuk melakukan proses tenun.

Kesalahan dalam menenun harus seminim mungkin. Sebab, salah langkah dapat merusak motif tenun dan harus diulang kembali. Terdengar rumit bukan? 


Proses tenun kain gringsing, yang menggunakan teknik ikat ganda.


"Karena sangat sulit, tahun 1971 hanya ada satu keluarga yang dapat menenun tenun gringsing ini. Dulu proses pewarnaanya saja butuh delapan tahun. Kain dibuat dengan waktu 10 tahun. Sekarang kain dibuat minimal satu tahun," kata Nyoman.
Baca juga: Tenun NTT

Menurut Nyoman, saat ini di Desa Tenganan Peringsingan ada 40 keluarga yang bisa menenun kain ini.

Tertarik membeli kain tenun gringsing? Datanglah langsung ke Desa Tenganan Pegringsingan. Namun jangan kaget dengan harganya yang fantastis. 


Kain tenun gringsing motif wayang yang dihargai paling mahal , karena motifnya yang paling rumit.


"Harganya dari Rp 900.000 sampai ratusan juta rupiah," kata penjual di toko souvenir Desa Tenganan.

Harga tersebut terbilang wajar, mengingat proses kain yang memakan waktu sangat lama, membutuhkan ketelitian dan keahlian tingkat tinggi.
Baca juga: Tenun Baduy

"Paling mahal itu motif wayang, karena buatnya sangat susah. Kain yang harganya ratusan juta biasanya kain tenun yang sudah lama. Rata-rata yang beli wisatawan luar negeri seperti Amerika," katanya.


sumber: kompas

Sabtu, 12 November 2016

Kain Tenun Dusun Sejatidesa Sleman Sangat Lembut

Kain Tenun Dusun Sejatidesa Sleman


Kain Tenun Dusun Sejatidesa Sleman


Di tengah suasana desa yang masih asri dan tenang, suara kayu yang saling beradu nyaring terdengar. Suara tersebut berasal dari kegiatan menenun yang dilakukan hampir setiap rumah di Dusun Sejatidesa, Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Desa ini telah sejak lama dikenal sebagai salah satu sentra tenun di Sleman. Dengan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang terbuat dari kayu, puluhan warga Sejatidesa yang sebagian besar adalah ibu-ibu setiap harinya menghasilkan stagen.

Sumirah (34) satu diantara warga Sejatidesa penenun kain yang biasa digunakan sebagai ikat pinggang oleh wanita Jawa tersebut mengatakan, pekerjaan menenun telah dilakukan warga desa tersebut sejak puluhan tahun lalu.


Sumirah menunjukan kerajinan tenun yang diproduksinya 


Saat ini setidaknya ada sekitar 70 pengrajin tenun di desa ini.
“Ibu saya yang saat ini berumur lebih dari 60 tahun telah menekuni pekerjaan membuat stagen sejak dia masih remaja,” ujar Sumirah saat ditemui di kediamannya.

Hingga saat ini anak dan ibu ini masih masih menenun memproduksi stagen. Dengan dua buah ATBM yang diletakan di belakang rumah mereka, dengan telaten Sumirah dan ibunya yang bernama Leginem merangkai ratusan helai benang menjadi stagen.
Sebagian besar stagen yang dihasilkan warga Sejatidesa adalah tenunan polos berwarna hitam.

Tetapi sejak tiga tahun yang lalu, berkat dorongan dan pemberdayaan oleh komunitas bernama Dreamdelion, Sumirah memproduksi stagen berwarna-warni dan motif yang unik.
Baik stagen polos maupun motif, proses pembuatanya sama saja.

Dijelaskan Sumirah, ratusan helai benang harus ditata dulu sebelum dimasukan ke alat tenun. Proses penataan benang ini disebut sekir.
“Jika akan menenun stagen bermotif, proses sekir ini lebih rumit. Sebanyak 350 helai benang dengan beberapa warna harus ditata menggunakan pola tertentu agar menghasilkan motif yang diinginkan. Jika stagen polosan, tidak perlu memikirkan polanya,” cerita ibu satu orang anak tersebut.

Setelah disekir, setiap helai benang yang ditata dimasukan ke mesin tenun satu persatu. Setelah itu, proses penenunan siap dilakukan.


Dalam sehari Sumirah, mampu menghasilkan kain tenun sepanjang 15 hingga 20 meter dengan lebar 14,5 sentimeter.
“Sebagian besar ibu-ibu di sini membuat tenun disambi pekerjaan rumah tangga lainnya. Jika fokus mengerjakannya dalam sehari kami bisa menghasilkan sekitar 30 meter kain tenun,” lanjutnya.

Jika stagen polos hanya digunakan sebagai ikat pinggang, maka untuk stagen bermotif untuk diproduksi menjadi tas, bros, dompet, bahkan sepatu.

Di sela-sela kegiatannya menenun Sumirah juga menerima pesanan membuat tas dan bros.

Sedang untuk stagen polos produk ini dibeli oleh pengepul dan dijual dibeberapa pasar tradisional yang ada di Yogyakarta.


Meskipun proses pembuatanya rumit, stagen produksi Sumirah dan Leginem cukup murah.
Untuk satu buah stagen polos dengan panjang sekitar 9,5 meter harganya hanya Rp. 17 ribu hingga Rp. 20 ribu. Sedang untuk stagen motif per meternya dihargai Rp. 15 ribu hingga Rp.20 ribu.

Selasa, 08 November 2016

Selain Terkenal dengan Dunia Bawah Laut, Wakatobi juga Punya Desa Tenun

Tenun Wakatobi - detiktravel

Selain terkenal dengan dunia bawah laut. ternyata di Kabupaten Waktobi, Sulawesi Tenggara ada juga Desa Tenun.


Ekowisata yang diadakan oleh Syntesis-WWF, Senin (7/11/2016) tak hanya soal pengenalan wisata bahari. Pengenalan budaya juga menjadi salah satu kegiatan yang diagendakan.

Saat tiba di Desa Pajam, kami disambut dengan masyarakat desa sambil di kalungkan syal motif khas Pajam. Peserta berebut minta difoto.

Pengenalan kegiatan budaya dimulai dengan desa paling tua di Wakatobi, Pajam. Pajam sendiri merupakan gabungan dari 2 desa yaitu Palea dan Jamaraka.

Desa tua ini berada di Pulau Kaledupa, traveler yang ingin ke sini bisa menyebrang dari Wangi-wangi selama 4 jam. Tempatnya yang cukup jauh ke pelosok mengharuskan peserta ekowisata ini untuk berangkat lebih pagi.

Pajam masih melaksanakan budaya menenun dari nenek moyang mereka. Dari sinilah sumber penghasilan mereka selain dari bertani. Baca juga: Koleksi kain Tenun Baduy Aman Lase Collection

"Desa ini sudah berdiri sejak kerajaan Kaledupa. Kami sudah menenun sejak awal. Sudah tradisi yang diturunkan," kata Nurmi, pengarajin tenun kepada detikTravel.



Kain Tenun Khas Desa Pajam
(detikTravel)


Proses menenun sudah terkenal cukup sulit. Traveler yang ingin belajar harus melatih ketekunan dan ketelitian dalam menenun.

Menenun terdiri dari 3 tahapan yaitu Purunga yaitu proses penggulungan benang. Kemudian Oluri yaitu proses penggulungan benang di atas papan. Terakhir tahap tenun. Untuk menghasilkan satu sarung saja, pengrajin membutuhkan waktu 7-10 hari.

Itulah alasannya harga kain tenun cukup mahal dibandingkan kain biasa. Harga kain tenun paling murah di desa ini adalah Rp 500 ribu. Tenun yang paling bagus dihargai Rp 800 ribu.

Desa ini terbuka untuk umum. Jika ingin ke sini, traveler diharuskan menggunakan pakaian sopan dan tertutup sampai dengkul. Traveler yang mau mencoba menenun bisa datang langsung ke sini dan menemui kelompok tenun ikat Jalima untuk belajar.


sumber : detiktravel

Sabtu, 29 Oktober 2016

Lomba Desain Motif Tenun Khas Kota Pekalongan 2016

Setelah identik dengan kota Batik, saat ini Pemerintah Kota Pekalongan juga menggali potensi budaya masyarakat kota Pekalongan, salah satunya yaitu dengan menyelenggarakan Lomba Desain Motif Tenun Khas Kota Pekalongan 2016.


Yukkk ramaikan.. :). Lomba ini dikhususkan untuk Penduduk Jawa tengah. Pendaftaran dibuka hingga 16 Desember 2016.
Untuk pertanyaan lebih lanjut, silahkan hubungi Panita :
Arif , 0856 4141 3999 
Tjandrawati, 0858 6638 2649
Trieska, 0856 4287 7267

Lomba Desain Motif Tenun Khas Kota Pekalongan 2016

Lomba ini berhadiah Total Rp 26.500.000,- . Pemgumuman Pemenang pada 20 Desember 2016.




www.amanlase.com

(untuk tampilan web blog yang lengkap silahkan buka web blog melalui Laptop atau kalau dari HP pilih versi web).

Rabu, 26 Oktober 2016

Tenun Baduy Tampil di Jakarta Fashion Week 2016

Salah satu busana karya designer muda Amanda L Lestari yang menggunakan kain tenun Badui ditampilkan di Fashion Week 2016 di Jakarta, Minggu, 23 Oktober 2016. (Istimewa)


Dari Sabang hingga Merauke selalu ada penenun yang dengan kesabaran dan keuletan menciptakan kain-kain yang indah dan berestetika tinggi. Adalah kain tenun Baduy salah satu jenis kain tenun yang hari-hari ini semakin banyak ragamnya teraktualisasi dalam bentuk desain yang kian kreatif. Baca juga: Koleksi Tenun Baduy by Aman Lase Collection


Salah satu merek fashion yang menggunakan kain tenun Badui adalah "Lekat" karya designer muda Amanda L Lestari, yang tekun menciptakan kreasi-kreasi melalui keindahan kain Baduy ini.

“Empat tahun belakangan ini, Lekat terus konsisten mengekplorasi kain tenun Baduy, kain dengan teknik tenun tradisional yang dikerjakan dengan estetika tinggi oleh para perempuan Baduy. Mereka berkarakter kuat dan tangan mereka menciptakan kain tenun aneka warna yang tak terduga," ujar Amanda di Jakarta, Senin (24/10).

Dikatakan, keindahan kain tenun Baduy juga sarat dengan filosofi hidup. "Hal itu saya padukan dengan teknik fashion modern dengan maksud agar ada jembatan antara tradisional dan modern, dari masa lalu dan apa yang sedang berkembang hari ini. Sehingga, perpaduan itu menghasilkan kreatifitas fashion yang siap mendunia dan menjajaki kesempatan untuk menjadi bagian dari industri mode dunia. Saya ingin menunjukkan Indonesia," tuturnya.

Direktur Kreatif Lekat itu menambahkan, pada Minggu (23/10), Lekat mempersembahkan koleksi terbarunya untuk Jakarta Fashion Week 2016 di Senayan City, Jakarta. Beberapa seniman serta pelaku seni dan film Indonesia terlibat dalam fashion show Lekat.

Sementara, pada hari ini, karya kolaborasi Lekat dan British Council digelar juga di Jakarta Fashion Week. Kolaborasi dua perancang muda Amanda dan Billie Jacobina Cox asal London sangat kreatif dan istimewa.

Billie adalah designer yang dikenal dengan teknik cetak tekstil. Dia fokus pada karya cetak tekstil, baik untuk pakaian maupun aksesoris. Billie dan Amanda memiliki kesamaan visi yang terinspirasi konsep sustainable fashion atau mode yang berkelanjutan.

Parade koleksi kolaboratif mereka tersebut merupakan bagian dari program residensi yang digelar oleh British Council Indonesia di 2 lokasi berbeda, yaitu Baduy (Banten) dan Pekalongan (Jawa Tengah) sejak Agustus 2016.

Kerja sama Billie Jacobina Cox dan Amanda L Lestari direncanakan untuk dilanjutkan ke London Fashion Week 2017. Karya Amanda akan menjadi salah satu wakil dari Indonesia di ajang bergengsi itu.

Sabtu, 22 Oktober 2016

Pameran di TMII, Tenun Ikat Sintang Suku Dayak Kalbar Diminati Warga Jakarta

Tenun Ikat Sintang , Kalimantan Barat


Produk lokal masyarakat Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat yakni Tenun Ikat Sintang turut hadir di Pekan Produk Budaya Indonesia 2016 (PPBI 2016) di Parkiran selatan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Dalam sistem kebudayaan leluhur Dayak, tekstil berperan penting dalam kehidupan sehari-hari dan upacara adat. Suku Dayak membuat tenunan dengan motif yang indah untuk baju, rok, cawat, dan selimut. Terdapat perbedaan dekorasi teknik dalam pembuatan kain tenun khas suku Dayak Kabupaten Sintang yaitu ikat, sungkit, pilin dan idan.

Kegiatan menenun pada mulanya merupakan kegiatan sampingan yang dilakukan oleh para ibu rumah tangga dan para gadis selepas bekerja di ladang baik itu setelah menoreh atau bisa juga dilakukan ketika ada waktu senggang. Sambil bersantai di ruai (bale bambu) mereka berkelompok mengerjakan tenunan mereka masing-masing sambil bersenda gurau.

Kain tenun Sintang dari Kalimantan barat tepatnya berasal dari 2 daerah kecil di Kabupaten Sintang, yaitu Ensaid panjang dan Bukit kelam. Hasil tenun ikat dari kedua daerah itu ditangani pemasarannya dengan sangat baik oleh sebuah Koperasi luar negeri milik Pastor Mensen. Beliau adalah seorang misionaris Katholik asal Belanda yang sudah selama 50 tahun mengabdikan dirinya untuk memajukan masyarakat Dayak di Pulau Kalimantan.

"Pembuatan satu kain tenun oleh Suku Dayak Sintang di desa Ensaid panjang dan Bukit kelam memakan waktu 3 bulan. Dan setelah selesai kain tersebut akan diupacarakan secara adat terlebih dahulu sebelum dipasarkan," tutur Nina Safrina, Ketua tim pameran budaya Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan barat kepada Cendana News.

Pada masa lampau Suku Dayak membuat kain tenun menjadi sakral. Menurut kepercayaan leluhur, dunia dibagi dua kehidupan yaitu dunia atas dan dunia bawah. Bentuk sakral dari kain tenun bagi masyarakat Dayak terdapat pada benang dan motif. Karena kain tenun dianggap sakral, maka kain tenun ikat menjadi pakaian wajib dalam setiap upacara adat masyarakat Dayak.

Benang menjadi sakral pada proses pewarnaan kain tenun. Karena menurut kepercayaan masyarakat Dayak, saat roh pewarna dunia bawah menyatu dengan roh pewarna dunia atas maka saat itulah benang jadi memiliki arti sakral. Oleh karena itulah, untuk menjaga animo masyarakat Dayak dalam menghasilkan tenun ikat serta untuk menghargai kebudayaan leluhur mereka maka Pastor Mensen semakin membantu masyarakat Dayak Sintang agar bisa menggali lebih dalam motif-motif tenun ikat peninggalan leluhur mereka agar bisa diproduksi kembali suatu saat nanti.

Berdasarkan tehnik pewarnaan jenis kain tenun ikat Dayak dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu  tenun ikat menggunakan pewarnaan kimia (bahan kimia) dan tenun ikat menggunakan pewarnaan alami (tumbuh-tumbuhan). Dalam proses pewarnaan kain tenun biasanya seorang penenun suku Dayak harus mengenakan kain adat berbentuk tating untuk menghormati leluhur atau nenek moyang mereka.


Tenun Ikat Sintang, Suku Dayak, Kalimantan Barat


Jika dua macam kain tenun ikat diatas dibagi berdasarkan proses pewarnaan, maka berdasarkan hasil pengerjaannya tenun ikat Dayak terbagi menjadi dua jenis, yakni Kebad dan Kumbu. Tenun ikat Kebad berukuran agak kecil dan hanya dapat dibentuk menjadi busana wanita dan anak-anak, sedangkan Tenun ikat Kumbu berukuran lebih besar sehingga dapat dibentuk menjadi busana baik pria, wanita maupun anak-anak.

Dalam PPBI 2016, Kabupaten Sintang melalui Museum Kapuas Raya yang berada dibawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sintang Kalimantan Barat mencoba membawa hasil-hasil tenun ikat masyarakat Sintang dalam bentuk syal. Dan hasilnya sungguh diluar ekspektasi karena baru hari pertama pameran syal tenun ikat Sintang sudah terjual sebelas lembar kepada pengunjung PPBI 2016 maupun pengunjung TMII yang singgah ke lokasi pameran PPBI.

Hal ini cukup mengagetkan karena sebenarnya tenun ikat Sintang lebih terkenal di Eropa dibanding di Negara sendiri, bahkan tenun ikat Sintang suku Dayak sudah ada di museum Amsterdam, Belanda sejak lama. Animo masyarakat terhadap tenun ikat Sintang menjadi suntikan semangat bagi Nina Safrina dan rekan-rekannya yang datang jauh-jauh dari Sintang ke TMII, Jakarta timur.

"Kami berharap kedepannya tenun ikat Sintang semakin mendapat tempat di hati masyarakat luas seluruh nusantara. Kami ingin perjuangan para pengrajin dan Pastor Mensen di Sintang dalam mengangkat tenun ikat lokal terbayarkan dengan membuminya tenun ikat Sintang di Indonesia. Dan semoga program pemerintah dengan pameran seperti ini bisa terus berjalan karena ini sangat membantu kami juga yang berada di daerah terpencil untuk dikenal lebih luas lagi dari sebelumnya," papar Nina.

Keadaan yang berlaku atas para pengrajin tenun ikat Sintang saat ini memang butuh sentuhan pemerintah pusat. Malah pemerintah pusat seolah tinggal memoles saja karena selama ini mereka secara mandiri telah berkembang. Jika memang cara tersebut berhasil maka percepatan pertumbuhan ekonomi daerah terpencil akan segera terwujud.

Ibarat bunga, maka tenun ikat Sintang sudah siap mekar dan tinggal disirami air secara konsisten serta mendapat sinar matahari yang cukup maka tenun ikat Sintang akan mekar pada waktunya.

Pemesanan Tenun Ikat Sintang, silahkan ke SINI

sumber : cendananews.com
Jurnalis : Miechell Koagouw / Editor : Rayvan Lesilolo / Foto : Miechell Koagouw

Rabu, 19 Oktober 2016

Perayaan Hari Ulos Nasional, 17 Oktober 2016 di Medan

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT
Warga menyelesaikan tenunan kain tradisional ulos di Desa Lumban Suhi-suhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Sabtu (23/7/2011). Satu lembar kain ulos mereka selesaikan dalam satu minggu lamanya. Warga atas kemauan sendiri bisa turut menenun di tempat ini untuk berwirausaha selain berprofesi sebagai bertani.


Kementerian Perindustrian membina perajin tenun ulos di Sumatera Utara sebagai upaya pengembangan kain tenun nasional untuk melestarikan warisan budaya Indonesia.

"Indonesia sebagai negara yang terdiri dari beragam suku bangsa, menyimpan potensi yang sangat besar untuk pengembangan industri fashion berbasis tradisi dan budaya naional," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa (18/10/2016).

Gati menyampaikan hal tersebut pada acara Perayaan Hari Ulos Nasional tahun 2016 di Medan, Sumatera Utara.


Gati menjelaskan, pada 17 Oktober 2015, pemerintah telah menetapkan kain Ulos sebagai warisan budaya tak benda, sehingga setiap tanggal tersebut dirayakan sebagai Hari Ulos Nasional. Baca juga: Tenun Khas Kalimantan Barat untuk Semarakkan Sail Karimata 2016

Menurutnya, untuk mendukung para perajin tenun dan ulos, Direktorat Jenderal IKM melakukan pembinaan dalam peningkatan kapabilitas IKM di bidang teknis produksi tenun. antara lain, melalui program restrukturisasi mesin peralatan, penguatan akses sumber bahan baku melalui pembuatan material center, dan promosi produk tenun melalui media audio visual seperti pembuatan film animasi.

Gati menambahkan, yang perlu menjadi perhatian ke depannya dalam pengembangan fashion dengan bahan kain Ulos adalah motif yang ditampilkan. 

"Jadi, motif yang ditampilkan bukan motif Ulos yang digunakan dalam berbagai upacara ritual sehingga tidak merusak konsep sakral dari Ulos itu sendiri," ungkapnya. 

Ulos masih digunakan sebagai kain dengan fungsi simbolik dalam tatanan masyarakat Batak, seperti halnya kegiatan Mangulosi yang melambangkan pemberian restu, kasih sayang, harapan dan kebaikan lainnya.

Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini kain Ulos juga menjadi salah satu produk fashion bernilai seni tinggi, dengan motif khas seperti Gorga atau ukiran rumah khas adat Batak yang dapat memberikan nuansa unik dan keindahannya tersendiri.

Ditjen IKM Kemenperin telah memfasilitasi beberapa kegiatan dalam upaya pelestarian Ulos, di antaranya melalui fashion show.

Salah satunya, hasil rancangan desainer nasional Deden Siswanto yang memadukan Tenun Ulos dengan tren desain internasional pada acara Festival Danau Toba di Pulau Samosir tahun 2013.

"Bahkan pada acara Miss World 2013 di Bali, busana tersebut digunakan oleh pembawa acaranya," ujarnya.

Kemudian, pada 2014, dilaksanakan pendampingan tenaga ahli dalam pengembangan produk tenun untuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) perajin yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM) di Tobasa, Sumatera Utara. Baca juga: Promosikan Tenun Nusantara, Kemenperin Gaet Pekerja dari Industri Animasi

Fokus kegiatannya adalah membina perajin ATBM untuk mengenal bahan baku benang yang berkualitas, teknik pewarnaan benang, strategi untuk memasarkan produk, serta pengembangan dan penempatan motif yang sesuai untuk produk fashion. 

"Kami juga melakukan pembinaan di Kabupaten Samosir, di antaranya melalui pembuatan brand produk tenun Samlos (Samosir Ulos) dan melaksanakan pelatihan produk fashion bagi kelompok penjahit," tuturnya.

Selain itu, terdapat pula pembinaan di Kabupaten Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah, dengan melaksanakan pelatihan pembuatan busana bermotif tenun Ulos dan fasilitasi mesin jahit untuk para penjahit di daerah tersebut.

Sedangkan, pada 2015, pengembangan tenun di Sumatera Utara dengan melaksanakan kegiatan seperti partisipasi dalam Pameran Indonesia Fashion Week, yang menampilkan produk tenun Ulos hasil pembinaan dari Tobasa dan Samosir.

Selanjutnya, pendampingan tenaga ahli tenun di Samosir dan Tobasa untuk meningkatkan keahlian dan kualitas produk tenun ulos. (Ant)

sumber : wartaekonomi.co.id

Jumat, 14 Oktober 2016

Promosikan Tenun Nusantara, Kemenperin Gaet Pekerja dari Industri Animasi

Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)


Kementerian Perindustrian promosikan kain tenun nusantara lewat film animasi, juga dimaksudkan untuk  menguatkan merek produk-produk tenun dari masing-masing daerah yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.


"Terlebih, saat ini banyak tumbuh industri berbasis teknologi digital atau multimedia seperti animasi yang banyak dikerjakan oleh anak-anak muda," kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui siaran pers di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, upaya strategis ini dipilih karena teknologi multimedia mampu menyampaikan informasi dengan cepat, menarik, efektif dan efisien.

Gati menambahkan, film animasi saat ini telah berkembang sesuai dengan kebutuhan penggunanya, tidak semata untuk hiburan, melainkan juga untuk kepentingan promosi pelaku-pelaku usaha maupun penyampaian informasi di kalangan pemerintah dan swasta.

Ditjen IKM Kemenperin baru-baru ini menggunakan teknologi multimedia terutama animasi sebagai media promosi adalah dengan mengadakan "Kompetisi Ide Iklan Animasi Kain Tenun Nusantara" yang dilaksanakan pada Juni-Juli 2016 di Jakarta. 

"Ketentuan lomba tersebut yaitu dengan menunjukkan kreativitas membuat iklan selama satu menit yang memberikan informasi tentang kain tenun nusantara," kata Gati.

Lomba yang diminati banyak animator lokal tersebut telah melalui proses penjurian yang menghasilkan tiga pemenang, lanjut Gati.

"Ide iklan animasi yang mendapat Juara I dibuat oleh Joko Susilo dengan tema Baju Baru Dari Ibu, yang menceritakan tentang seorang anak di Kalimantan Barat yang sangat tertarik dan mencintai produk kain tenun Kalimantan yang dibuat oleh masyarakat setempat," papar Gati.

Iklan film animasi kain tenun nusantara tersebut akan ditayangkan pada puncak acara Sail Selat Karimata pada 15 Oktober 2016 di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Kegiatan ini akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo dan para menteri Kabinet Kerja. 

Selain itu iklan film animasi tersebut juga akan ditayangkan di beberapa stasiun televisi daerah sebagai bentuk iklan layanan masyarakat yang bersifat mengedukasi serta mengajak masyarakat untuk mencintai produk dalam negeri dengan mulai menggunakan kain tenun tersebut sebagai pakaiannya sehari-hari.

Disamping itu, Gati menyampaikan, besarnya potensi nilai ekspor tenun ikat pada 2015 mencapai 2,6 juta dollar AS.

Sedangkan, jumlah sentra IKM tenun mencapai 368 sentra yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.

Menurut Gati, industri sandang merupakan salah satu derivat industri nasional yang perlu dibina secara komprehensif, terpadu, fleksibel dan aplikatif.

Hal tersebut dapat dilakukan melalui penggerakan SDM, pendidikan, desain, mutu, kemasan, penyebaran merek, pengembangan pasar, proses supply chain, perlindungan HKI, koordinasi antar instansi terkait, sumber informasi yang mudah diakses dan lain sebagainya. 

Salah satu komponen industri sandang yang saat ini sedang gencar-gencarnya dipromosikan oleh Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian adalah tenun tradisional atau yang juga dapat disebut tenun nusantara.

sumber : antara

Rabu, 12 Oktober 2016

Limbah Kain Tenun Disulap Jadi Karya Unggulan

Limbah kain menjadi sangat bermanfaat ketika dijadikan sarung bantal unik. Hal itu berkat tangan kreatif para desainer yang mengolah berbagai menjadi beragam benda unik dan menarik. Foto/ Sindonews/ Diana Rafikasari


Tangan kreatif para desainer bisa menyulap berbagai hal menjadi beragam benda unik dan menarik seperti yang dilakukan interior designer Sugeng Untung.

Dalam acara Inovatif dan Kreatif Melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) yang digelar Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Sawahlunto, Padang, Sugeng memamerkan hasil karyanya dari limbah benang dan tenun. 

"Awalnya kita berpikir tenun terlalu mahal untuk anak muda. Untuk kain saja harganya mahal dan untuk saya cowok buat apa kain?. Cewek beli kain pun malas menjahit. Jadi kita berpikir kenapa nggak potongan kecil aja, terus kita aplikasikan ke bantal, tempat pinsil, hiasan dinding dan cushion yang diambil dari sisa kain tenun," kata Sugeng saat pameran IKKON  yang mengusung Basamo di Sawahlunto, Padang, Sabtu (8/10/2016).


Menariknya, hasil karya ini tidak dibuat sendiri, melainkan dibuat dengan kolaborasi bersama perajin lokal. Sementara, untuk proses pembuatannya cukup mudah. Untuk satu buah bantal, hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja.

"Pertama kita datang ke tukang jahit dan lihat sisa kain atau limbahnya. Kita ambil dan kita cocokan. Untuk bantal warna putih misalnya, cocoknya dengan warna apa dan kita jahit. Sebentar banget," jelasnya.

Untuk ciri khas Basamo, dipilih motif Segelamai yang ditemukan telah ratusan tahun lalu. Motif ini diaplikasikan ke busana dan barang lainnya. "Untuk ciri khas Basamo, kita pilih motif Segelamai yang seperti belah ketupat dan artinya itu potongan dodol. Dodol yang sifatnya lengket itu diartikan sebagai kebersamaan," ujar dia.

"Hasil kolaborasi ini sangat disambut baik oleh masyarakat. Karya ini nantinya bisa menjadi oleh-oleh dari kita dan bisa menjadi ciri khas oleh-oleh dari Sawahlunto," tambah Sugeng.

sumber : sindonews.com

Tenun Khas Kalimantan Barat untuk Semarakkan Sail Karimata 2016

Tenun Khas Kalimantan Barat


Dalam rangka menyemarakkan penyelenggaraan Sail Karimata 2016, yang puncaknya akan berlangsung di Kabupaten Kayong Utara, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah menyelenggarakan Lomba Desain Tenun Khas Kalimantan Barat (Kalbar) berhadiah total Rp 12 juta.


Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur IKM Mesin, Sandeng, Aneka dan Kerajinan Kemenperin, Ir. Endang Suwartini M.Sc, tujuan diselenggarakannya lomba Desain Tenun Khas Kalbar ini adalah untuk meningkatkan kreatifitas perajin tenun, mempromosikan kain tenun khas Kalbar tersebut, dan melestarikan budaya dan sumber daya maritim Kalbar.

“Lomba Desain Tenun Khas Kalbar ini mengambil tema Kemaritiman,” jelas Endang dalam siaran persnya Rabu (12/10) pagi.

Lomba yang digelar sejak pertengahan September lalu dan diikuti oleh 19 perajin tenun dari Sintang, Sambas, Kapuas Hulu, dan Sangga itu menyediakan hadiah uang tunai dengan total Rp 12 juta untuk juara I, II, dan III. Sementara juara harapan I, II, dan III, serta peserta Favorit berhak atas tropi.

Endang menjelaskan, dewan juri yang terdiri dari: 1. Edith Ratna Soerjosoejarso; 2. Wignyo Rahadi; dan 3. Uke Tugiman sudah menetapkan para pemenang lomba, yang didominasi peserta dari Kabupaten Sambas.

Menurut Plt Direktur IKM Mesin, Sandeng, Aneka dan Kerajinan Kemenperin itu hadiah untuk juara I pada lomba tersebut akan diserahkan oleh Presiden Joko Widodo pada puncak penyelenggaraan Sail Karimata 2016 pada 15 Oktober 2016, di Kabupaten Kayong Utara.

“Untuk juara II hadiah akan diserahkan oleh Menko Kemaritiman, dan juara III akan diserahkan oleh Dirjen IKM Kementerian Perindustrian,” jelas Endang.

sumber : setkab.go.id

Sabtu, 08 Oktober 2016

Ivan Gunawan Bawa Tenun Toraja Tampil di LA Fashion Week

Ivan Gunawan di LA Fashion Week Summer/ Spring 2017 (1/10/2016) (KJRI Los Angeles)


Menampilkan koleksi seri JAJAKA, Ivan Gunawan yang membawa tradisi Indonesia ke runway Los Angeles Fashion Week Spring/Summer 2017 (LAFW SS17) di hari ketiga, 1 Oktober 2016.

Tenun Toraja, batik Pekalongan, motif Poleng dan sentuhan Asmat dipresentasikan dalam 24 tampilan yang glamor  dan sangat kekinian. Tentu saja karya-karya salah satu desainer/selebriti populer Indonesia tersebut tampil mengesankan dan mengundang sambutan yang meriah.

Dalam rilis yang diterima VIVA.co.id dari KJRI Los Angeles, untuk LAFW SS17, Ivan mengusung tema suku dari seri JAJAKA, seri ketiga Ivan untuk tahun 2016 ini. Terinspirasi oleh berbagai suku yang terdapat di Jawa, Sulawesi dan Kalimantan, Ivan menampilkan semacam patch work, yaitu penggabungan beberapa macam batik print dalam 1 baju.

Padanan tersebut dipercantik dengan motif bunga berwarna terang. Untuk pria, Ivan memilih motif-motif yang lebih abstrak. Sebagai pemuncak show, model LAFW memamerkan gaun panjang menyapu lantai yang menggabungkan setidaknya 3 macam motif batik. Dalam media sosialnya, LAFW SS17 memilih gaun ini sebagai favorit dari koleksi Ivan Gunawan yang ditampilkan.

Koleksi JAJAKA di runway LAFW SS17 tampil unik dengan aksesoris karya desainer asal Surabaya, Grace Liem. Hiasan kepala yang mengambil inspirasi dari suku Dayak ditampilkan dalam bentuk pompom warna warni. Ivan juga menampilkan alas kaki bermotif Indonesia dari Garut.

Koleksi JAJAKA berangkat dari keinginan Ivan untuk menampilkan karya yang sangat Indonesia untuk kalangan muda, cocok dikenakan di segala suasana, dan bahkan dapat dipadu padankan dengan label internasional.

Pada awalnya koleksi ini dikhususkan untuk pakaian pria, namun seiring dengan meningkatnya permintaan, JAJAKA kini juga dikembangkan untuk baju wanita.

Mempelajari fashion secara otodidak, Ivan mengakui ide-ide kreatifnya muncul secara spontan dan mengambil inspirasi dari mana saja. Ivan memandang Los Angeles Fashion Week Summer/ Spring 2017 (LAFW SS17) merupakan peluang berharga untuk memperkenalkan desainer Indonesia ke ruang lingkup internasional, khususnya AS.
“LAFW merupakan ajang internasional pertama saya, jadi harapannya dapat membuka koneksi-koneksi baru,” ungkapnya.

LAFW SS17 berlangsung dari tanggal 29 September – 2 Oktober 2016 di the Hollywood Athletic Club, Los Angeles. Dengan prakarsa KJRI Los Angeles, Indonesia tampil sebagai featured country di LAFW SS17 dan menampilkan koleksi 5 desainer Indonesia yang telah lolos kurasi LAFW: PURANA oleh Nonita Respati, Laison by Aurelias, Rinda Salmun, JAJAKA oleh Ivan Gunawan dan akan tampil di hari terakhir (02/10) adalah Desainer Oscar Lawalata.

sumber : viva

Senin, 03 Oktober 2016

Cantiknya Tenun Rangrang Jepara Dikenakan Felicia Hwang di Miss International 2016

Gaun malam berbahan tenun rangrang karya Anaz Khairunnas dikenakan Felicia Hwang di ajang Miss International 2016 di Jepang (Mardiana Makmun/Investor Daily)


Puteri Indonesia Lingkungan Hidup Felicia Hwang akan mewakili Indonesia di ajang pemilihan Miss International 2016 yang digelar di Tokyo, Jepang, pada 9-28 Oktober 2016 mendatang. Felicia akan tampil cantik dengan gaun-gaun menawan rancangan sejumlah desainer Indonesia.

Salah satu gaun yang akan dikenakan Felicia adalah gaun malan dari bahan tenun rangrang asal Jepara. Gaun mewah itu merupakan rancangan desainer Anaz Khairunnas.

Dress Tenun Jepara by Aman Lase Collection ALC 1457,ada 4 motif


“Tenun rangrang asal Jepara tak hanya bermotif unik, tetapi juga lembut sehingga cocok digunakan untuk gaun malam. Gaun ini juga sesuai dengan karakter Felicia yang lembut dan anggun,” kata Anas saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (28/9).

Blouse Tenun Rangrang by Aman Lase Collection ALC1453, ada 23 motif 


Selain gaun tenun rangrang, Anaz juga menyiapkan 2 gaun malam lainnya. “Yang satu bertabur kristal sebanyak 15 ribu kristal. Saat ini gaunnya masih dalam proses pembuatan. Sedangkan satunya lagi berhias aplikasi bordir,” terang Anaz.

Di ajang Miss International 2016, Felicia Hwang, Puteri Indonesia asal Lampung, akan bertarung dengan 82 peserta dari 82 negara peserta. Selama satu tahun ini, Yayasan Puteri Indonesia sudah membekali gadis berdarah Lampung dan Tionghoa itu dengan keterampilan berbahasa Inggris, tata rias, berbagai pengetahuan umum, keterampilan berkomunikasi, hingga pembentukan tubuh dan perawatan tubuh.

“Kita harap Felicia bisa memenangkan ajang ini, paling tidak lewat kategori best national costume. Tahun 2007, peserta dari Indonesia meraih 15 besar dan tahun 2014 yang diwakili Elfin Pertiwi meraih Top 10 dan The Best National Costume dengan tema The Crown of Siger Lampung karya perancang Dynand Fariz,” ujar Puteri K.Wardhani, ketua Yayasan Puteri Indonesia.

sumber : beritasatu.com 

Minggu, 02 Oktober 2016

Komisi VI DPR Dorong Potensi Usaha Kain Tenun Sulawesi Tenggara

Siti Mukaromah (www.dpr.go.id)

Anggota Komisi VI DPR Siti Mukaromah berharap kedatangan anggota dewan ke Sulawesi Tenggara dapat menjadi motivasi buat semua, baik bagi pelaku usaha kecil, koperasi, maupun para birokrat, agar terus mendorong dan mendampingi program yang sudah dicanangkan pemerintah pusat hingga daerah.

Keterangan tertulis DPR, Jumat, menyebutkan bahwa hal itu perlu dilakukan melalui program yang masif sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, seperti UKM masyarakat Sultra yang mengangkat potensi kain tenun nya.

"Kain tenun di Sulawesi Tenggara merupakan hal yang bagus dan perlu kita dorong agar eksistensinya menjadi lebih baik, supaya dapat benar-benar berdaya dan mampu mendongkrak ekonomi kerakyatan yang ada di Provinsi ini," kata Siti Mukaromah di Kendari, Sultra.

Siti menyatakan, Komisi VI telah melihat realita di lapangan yang berkaitan dengan masalah Koperasi dan UKM, Koperasi dengan beberapa aktifitasnya, baik Koperasi simpan pinjam maupun Koperasi untuk bantuan usaha kecil menengah.

Pada kunjungan tersebut, Komisi VI mendapatkan informasi bahwa ada beberapa Koperasi yang telah mendapatkan bantuan pinjaman LPDB, dan mereka juga dapat mengakses masalah KUR dan lain sebagainya.

"Sepanjang Koperasi itu sehat dan bagus, maka secara prosedur dapat melakukan akses terhadap adanya LPDB tersebut. Dari paparan yang kita dapat, keberadaan beberapa Koperasi itu cukup sehat setelah mereka mendapat bantuan pinjaman dari LPDB," jelasnya.

Menurutnya, hal itu perlu didukung agar yang mendapatkan kesempatan bukan hanya satu atau dua Koperasi saja, melainkan banyak Koperasi dan usaha kecil menengah lainnya yang ada di negara kita.

sumber : antara
0001-6173730775_20210818_213258_0000
IMG_20211008_152953