Translate

Mahasiswa UGM Bikin Pengering Kain Batik Otomatis

Alat Pengering Kain Batik Buatan Mahasiswa UGM (foto : dokumen Istimewa) 

Sekelompok mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari Catur Wardana, Robertus Tirta Kuncoroadi, Arvieka Gusta Pramudya, Santi Rahayu, dan Arya Amanda Putra, berhasil menciptakan alat pengering batik yang terintegrasi dengan sistem kontrol otomatis.

Alat ini sendiri diciptakan untuk membantu sentra industri batik untuk mempertahankan kestabilan hasil produksi kain batik.

1. Hasil produksi batik tidak menentu lantaran tergantung cuaca

Pengeringan Kain Batik (foto : IDN Times) 

Ketua Tim, Catur Wardana, mengungkapkan dari pantauan yang dilakukan di sentra batik di Kulon Progo yaitu UMKM Sinar Abadi Batik, selama ini hasil produksi batiknya tidak menentu lantaran persoalan cuaca. Jika cuaca sedang bagus, produksi bisa mencapai 60 kain dalam sehari. Namun, jika cuaca kurang bersahabat, terkadang hanya 30 kain batik yang dihasilkan dalam sehari.

"Akibat cuaca yang tidak bisa diprediksi, yang pengaruh ke proses pengeringan kain batik," ungkapnya pada Selasa (24/8/2021).

Bukan hanya itu, dalam proses pengeringan pun juga tetap harus berhati-hati karena sifat penjemuran kain batik tidak boleh terpapar sinar matahari langsung, juga tidak boleh hanya dikeringkan dengan metode angin-angin.

"Permasalahan berkaitan hasil produksi paling parah dialami saat musim penghujan karena hasil produksi bisa turun hingga 50 persen. Produksi yang turun akan berdampak pula pada omzet yang ikut menurun," katanya.


2. Buat alat pengering dengan memanfaatkan kalor air

(foto : ANTARA) 

Berdasarkan permasalahan tersebut, Catur bersama dengan timnya membuat sebuah alat pengering batik yang memanfaatkan kalor air sebagai pemanas. Kalor air tersebut diolah melalui sistem menjadi udara panas yang akan disebarkan ke ruang pengering hingga rata-rata suhu ruang pengering tercapai 42 derajat Celsius sehingga kain batik cepat mengering.

"Sistem ini terintegrasi, terpusat dan dapat dikontrol secara otomatis," jelasnya.


3. Diharapkan bisa bantu sentra batik

(foto : IDN Times) 

Catur berharap, hadirnya alat besutannya bersama tim diharapkan akan memudahkan dan membantu mitra dalam proses pengeringan kain batik sehingga mampu menyingkat waktu pengeringan, efisiensi kerja yang berdampak pada kestabilan hasil produksi tanpa khawatir jika menghadapi perubahan cuaca yang tidak menentu, namun tetap menjaga kualitas kain batik itu sendiri.

"Diharapkan alat ini banyak dibuat di UMKM batik lain, agar para UMKM dapat merasakan manfaat dari alat ini,” paparnya.


Sumber : idntimes.com


0001-6173730775_20210818_213258_0000
IMG_20211008_152953