Translate

Selasa, 30 Agustus 2016

Omset Bisnis Batik Baduy Meroket

Dokumentasi Ketua Dewan Kerajinan Nasional, Herawati Boediono, saat menyerahkan bantuan bahan tenun kepada para perajin batik dari Baduy, di Jakarta, Rabu (15/10). Dewan Kerajinan Nasional memberi perhatian untuk mengembangkan batik Baduy dengan menyerahkan bantuan berupa bahan benang, kain mori, canting dan bahan pewarna alam serta sejumlah bahan kebutuhan pokok sehari-hari. (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)


Omset bisnis batik Baduy di Kabupaten Lebak, Banten, diantaranya di kawasan Ciboleger Kecamatan Leuwidamar, meroket. 
"Kami memperkirakan selama 2 pekan terakhir omset penjualan mencapai 2 kali lipat persen," kata Amir (45), seorang pedagang yang juga warga Baduy, di Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Sabtu.

Meningkatnya omset dirasakan sejak memperingati HUT Kemerdekaan RI hingga mencapai Rp15 juta, padahal normalnya Rp5 juta per hari.


Mereka para pembeli batik Baduy itu digunakan untuk pakaian kerja atau sehari-hari maupun kondangan. Bahkan, pakaian batik Baduy juga diwajibkan untuk pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Lebak juga Pemprov Banten. Selain itu juga banyak masyarakat memakai batik Baduy dengan alasan kecintaan terhadap budaya Baduy sendiri, sebab budaya Baduy merupakan warisan dunia sehingga mereka bangga jika memakai batik khas Baduy tersebut.

Kelebihan batik Baduy itu, selain warnanya mengandung filosofi terhadap kecintaan alam juga berbeda dengan batik lainnya di Tanah Air. Harga batik Baduy relatif terjangkau masyarakat mulai Rp75.000 hingga Rp250.000 selembar.
"Kami cukup terbantu dengan meningkatnya omset penjualan," kata Amir, yang kerapkali mengikuti pameran di berbagai daerah.

Jali (55), pedagang lain batik Baduy menyatakan, saat ini banyak pembeli batik Baduy yang datang ke perkampungan Baduy di Kabupaten Lebak.

Mereka membeli batik Baduy untuk keperluan sehari-hari, bekerja atau dijadikan kenang-kenangan. "Saya kira banyak juga warga luar daerah mencintai produk batik Baduy," katanya menjelaskan.

Ia menjelaskan, sebetulnya motif warna batik Baduy tidak kalah dengan batik-batik dari Jawa Tengah, seperti Pekalangon, Solo, maupun Yogyakarta.

Batik Baduy memiliki kekhasan tersendiri melalui warna yang didominasi hitam dan biru itu. Warna itu tentu memiliki makna dan arti tersendiri bagi warga Baduy untuk mencintai alam karena kehidupan mereka dari bercocok tanam.

Selain itu, wanita yang berkulit putih sangat cocok menggunakan batik Baduy. "Saya kira batik Baduy tidak ketinggalan zaman dan bisa bersaing dengan produk batik lain di Indonesia," katanya.

Sementara itu, Yayah (50) seorang PNS di Pemkab Lebak mengaku dirinya sangat tertarik memakai batik Baduy pada Kamis dan Jumat karena diwajibkan menggunakan batik. Sebab memakai batik Baduy sama dengan mencintai produk-produk dalam negeri.

Bahkan, dia juga mengoleksi pakaian batik Baduy untuk keperluan undangan atau pertemuan keluarga.
"Kami sangat mencintai batik Baduy karena corak warna biru dan hitam sehingga terlihat lebih percaya ciri," katanya.


foto : Aman Lase Collection
klik LINK untuk info lengkap produk di Foto

Tidak perlu jauh-jauh ke Banten, Aman Lase Collection juga menjual secara online Tenun asli Baduy, untuk info lengkap silahkan buka web blog ini melalui Laptop atau kalau dari HP pilih versi, kemudian di halaman utama cari 'Kategori Asal Daerah' kemudian klik 'Baduy' 

sumber : antara, ALC
0001-6173730775_20210818_213258_0000
IMG_20211008_152953